S A L A M K E N A L

ASSALAMU'ALAIKUM YA AKHI YA UKHTI

Senin, Mei 25, 2009

Program Kerja Radio Komunitas

Sebuah Radio Komunitas yang baik, tentunya memiliki program kerja yang jelas untuk jangka waktu tertentu. Biasanya program kerja tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu 1 tahun dengan berbagai variasi dan evaluasi di setiap bulannya. Realitas yang ada, beberapa Radio Komunitas belum memiliki program kerja yang jelas. Mereka hanya bertujuan untuk menghibur suatu komunitas di lingkungannya. Sehingga ada suatu titik kejenuhan dari pendengar kala mendengar suatu acara tertentu, karena dianggap tidak relevan dengan perkembangan zaman. Hal ini mengakibatkan jumlah pendengar dari suatu radio komunitas akhirnya semakin lama semakin berkurang. Berbeda sekali dengan sebuah radio komersil, dimana mereka selalu meng update program acara dan mengevaluasinya. memang perbedaan suatu radio komunitas dengan radio komersil nampaknya begitu menyolok. Ini dapat dilihat dari segi teknis dan non teknis, dari segi teknis tidak perlu saya terangkan lebih lanjut karena hal tersebut sudah pernah saya tulis di halaman terdahulu. Dari segi pendanaan yang terjamin, sebuah radio komersil cenderung lebih memanjakan pendengarnya dengan mengevaluasi dan menyurvei pendengar mengenai acara yang telah berjalan selama ini. Meraka tidak tanggung-tanggung mengeluarkan banyak biaya untuk mengadakan penelitian dan mengedarkan angket hanya untuk mengetahui minat dengar terhadap suatu acara. Berbeda hal dengan radio komunitas yang hanya mengandalkan dana yang tidak seberapa, mereka harus mengeluarkan uang lebih hanya untuk sebuah survei. Radio komunitas cenderung lebih memilih trial and error untuk mengetahui minat dengar dari komunitasnya. Kadang mereka bertanya pada beberapa pendengar untuk mengetahui minat tersebut, namun hal tersebut tidak mencerminkan keseluruhan atau rasio kebanyakan responden. Inilah yang membikin Radio Komunitas tertinggal dari segi acara & program kerja, sekali lagi karena keterbatasan dana yang ada..
sekiuan trimakasih

Jumat, Mei 22, 2009

Suka Duka Mengelola Radio Komunitas

Menjadi seorang yang terkenal merupakan idaman setiap orang. Tentunya terkenal akan kebaikannya gitu..nah terkenal lewat udara dengan di dengarkan suaranya bagi sebagian orang merupakan anugerah yang tak terhingga. Bayangkan, suara kita bisa di dengar dan membuat kita kebanjiran fans..(walo belum liat orangnya ganteng ato nggak, cantik ato nggak) kalo udah gitu kita akan tambah temen n' kenalan, sapa tau juga bisa dapet jodoh gitu loch..Buat temen-temen yang udah pernah bermain dengan pemancar fm di gelombang 78 - 92 MHz tentunya tak akan asing lagi mendengar kata exciter fm. Alat ini merupakan kit yang dirancang untuk band 88 - 108 MHz. Exciter ini bisa dibeli di toko elektronik terdekat di kota anda. kalo ndak ada, beli aja KIT PEMANCAR FM 1 WATT yang banyak dijual dipasaran, harganya murah hanya sekitar 50 ribu. Sementara exciter fm harganya sekitar 350 ribu di pasaran(tergantung merk dan spesifikasi). Dengan daya 1 watt saja kita sudah menjangkau sekitar 100 - 200 m dengan ketinggian antena sekitar 1 pipa (6m). Seandainya ingin daya yang lebih besar, bisa kita gunakan booster fm dengan daya 30 watt. Setelah semuanya berdiri jangan lupa ngurus izinnya di KPID setempat.
Setelah semua alat yang bersifat materiil dan immateriil tersedia lengkap..barulah kita ngurus izinnya brooo. Di jaman sekarang sich relatif lebih mudah untuk mengurus izin, apalagi untuk sebuah Radio KOMUNITAS (Orang-orang di KPI dan KPID baek-baek + ramah + sportif...sory Boss rada menyanjung dikiiit). Kalian tahu kan, apa itu Radio Komunitas...?? Simpelnya aja, kalo radio komunitas itu didirikan untuk komunitas tertentu, di danai oleh komunitas tersebut, tidak bersifat komersial (sori klo salah..maklum sudah tua). Repotnya nich, klo bikin radio komunitas harus terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut =
1. Punya doku alias dana yang cukup
2. Punya tempat yang stategis
3. Kepengurusan yang solid
4. Sumberdaya manusia yang memadai (terutama dalam hal elektro ringan)
5. Niat yang tuluzz
Nah klo semua sudah siap, maka kita tinggal merencanakan pendirian sebuah radio, dalam hal ini diperlukan =
Bidang Teknis :
1. Perakitan pemancar dengan daya maksimal 50 watt
2. Perakitan antenna omnidirectional / directional
3. Power supply sekitar 20 amp
4. Studio siaran
5. Mixer
6. Computer set
7. Audio compresser
8. Mic yang bagus
9. Wireless untuk siaran langsung jarak dekat
Bidang Non Teknis :
1. Pelatihan kepenyiaran
2. Penyusunan jadwal siaran
3. Pelatihan penanganan kerusakan ringan (bagi teknisi)
kalo sudah, maka kita siapkan berkas meliputi surat keterangan dari mulai RT sampai Kecamatan, truz naik ke tingkat Kabupaten dan Propinsi..., selanjutnya tinggal tunggu dech hasilnya. sementara nunggu izin turun kita bisa reyen itu pemancar selama kurang lebih 1 bulan.
Sewaktu uji coba/reyen tadi mesin yang kita rancang tidak bermasalah, maka kita anggap uji coba berhasil. Namun bila alatnya bermasalah, maka bisa repot kita...
Saya sebagai seorang teknisi pernah ngalami kejadian seperti itu..mulai dari alat yang rusak sampai kasus pencurian sebagian alat pancar ulang kita..apeezz critanya.
Bagi teknisi kerusakan final merupakan kejadian yang tidak bisa diperhitungkan sebelumnya, karena kerusakan final yang harganya cukup mahal itu akan banyak menguras kantong kita...
bayangkan saja, harga final sekitar 300 - 500 ribu untuk transistor merk Mitsubishi dan Toshiba. Selain itu pengelola Radio Komunitas juga sering mengalami pasang surut dalam keanggotaannya, karena biasanya para kru itu bersifat sukarela sehingga tidak digaji dalam biaya operasionalnya..yach memang harus begini nasib Radio Komunitas...
Mengenai hal baiknya, Radio Komunitas lebih dianggap memasyarakat karena dapat menyentuh lapisan terbawah dari suatu strata masyarakat. dan lagi mengelola radio komunitas dapat menambah teman dan wawasan dalam bermasyarakat kita.. szekian..
udah capex nich..laen x tak sambung lagi